Jumat, Mei 07, 2010

Cowboys in Paradise Terinspirasi Cita-Cita Bocah Bali

Posted on 23.47 by Tribun Online

SINEAS India, Amit Virmani, sutradara film indie berjudul Cowboys in Paradise yang memotret lika-liku para gigolo di Pantai Kuta, Bali, juga membuka jalur komunikasi dengan khalayak luas melalui situs jejaring sosial Facebook.

Sineas independen itu membuat nama halaman (page) di Facebook sesuai judul film karyanya, Cowboys in Paradise, atau sebut saja Para Koboi di Nusa Damai, meminjam penerjemahan buku berjudul Revolt in Paradise, karangan perempuan Amerika yang menyokong perjuangan kemerdekaan Indonesia, Ktut Tantri, yang diterjemahkan menjadi Revolusi di Nusa Damai.

Penggemarnya belum termasuk banyak, hanya 790 akun, hingga berita ini ditulis, Selasa (27/4/2010) pukul 19.40 WIB. Jumlah penggemarnya itu tak bertambah drastis dibanding Senin (25/4/2010) kemarin yang hanya di kisaran 600 akun.

Amit Virmani menggunakan FB itu untuk berkomunikasi dengan para kritikus maupun pendukungnya. Ada adu argumentasi di situ seperti lazimnya tradisi masyarakat demokratis. Virmani juga mengunggah beberapa foto cuplikan film itu dan foto di balik layar.

Ia beberapa kali menegaskan, film itu dibuat karena dilatari oleh percakapannya dengan bocah laki-laki di Bali. Amit bercerita, bocah Bali itu ingin segera menjadi dewasa agar bisa menjadi pelayan seks turis perempuan Jepang. Bocah itu, kata Amit, kemudian memamerkan beberapa kata dalam bahasa Jepang yang ditekuninya.

Amit adalah seorang keturunan India bermukim di Singapura, tetapi sempat tumbuh di Indonesia dan menguasai sedikit bahasa Indonesia. Pikiran Amit kemudian tergerak untuk menyajikan potret sosial kultural yang memengaruhi imaji si bocah.

Jika mengikuti alur itu, apa yang dikerjakan Amit sesungguhnya hal biasa saja, seperti yang dikerjakan kebanyakan wartawan atau peneliti sosial kemasyarakatan. Bedanya, Amit kini menyajikannya dalam bentuk gambar bergerak—terlepas dari metodenya yang memakai izin atau tidak—dan itu segera meyakinkan kebanyakan orang tentang kebenaran fenomena gigolo. Ia bukan pencerita tanpa bukti. Walhasil, selamat berdiskusi dengan Amit di FB-nya, kalau mau.

GIGOLO IMPOR

Bendesa Adat atau Kepala Desa Adat Kuta I Gusti Ketut Sudira merasa terusik dengan munculnya film dokumenter Cowboys in Paradise yang kini telah beredar luas hingga ke dunia internasional. Bendesa adat tidak terima jika gigolo disebut local boys.

"Saya tidak menghindar. Kenyataannya (gigolo) ada, tapi itu dari luar," ungkap Sudira. "Ini terbukti saat sidak kemarin, mereka tidak punya identitas," tambah Sudira.

Sudira mengaku sudah menonton cuplikan film tersebut melalui YouTube dan tidak mengenal satu pun pemeran atau narasumber yang ada dalam Cowboys in Paradise. "Pelakunya bukan dari sini. Yang ada di film bukan warga kami," ungkap Sudira.

Untuk mengubah citra tentang gigolo, bendesa adat akan lebih mengintensifkan pengawasan terhadap pedagang di sekitar Kuta agar tidak disusupi orang dari luar yang ingin merusak citra Kuta. (kom/vd)

No Response to "Cowboys in Paradise Terinspirasi Cita-Cita Bocah Bali"

Leave A Reply