Senin, April 26, 2010

Gelembung Gas Meningkat, Porong-Sidoarjo Menanti Waktu Karam

Posted on 06.39 by Tribun Online

GUYURAN hujan di daerah Sidoarjo, Jawa Timur, membawa dampak serius pada luapan air yang keluar dari rengkahan tanah yang bermunculan di Jalan Raya Porong. Sisi barat tanggul lumpur Lapindo, tergenang air setinggi 30-50 sentimeter sejak Sabtu (24/4) malam hingga kemarin siang.
 
Selain air yang terus mengalami kenaikan, ternyata gelembung gas di kawasan itu juga kian banyak walau dalam ukuran kecil.

Akibat banjir, lajur timur Jalan Raya Porong kemarin siang, mulai pukul 12.00 WIB, ditutup. Arus lalu lintas arah Surabaya-Malang dialihkan ke lajur barat Jalan Raya Porong. Tak pelak lagi arus lalu lintas di jalan itu pun mengalami kemacetan di beberapa titik. Ini karena Jalan Raya Porong merupakan satu-satunya akses tercepat dan termudah menuju Malang, Pasuruan, dan kawasan timur Jawa Timur. Jalan alternatif hanya bisa dilewati kendaraan kecil, tidak bisa digunakan truk dan bus.

Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Sidoarjo Ajun Komisaris Ahrie Sonta W mengatakan, penutupan lajur timur Jalan Raya Porong terpaksa dilakukan akibat bermunculannya beberapa lubang yang dapat membahayakan pengendara. 

”Saat banjir, lubang-lubang itu tak terlihat, sehingga sangat membahayakan pengendara. Lalu lintas untuk sementara kami alihkan ke lajur barat sambil menambal lubang-lubang di sisi timur serta menunggu banjir surut,” kata Ahrie yang ditemui di Jalan Raya Porong, kemarin.

Dari fakta lapangan yang ada, di sepanjang Jalan Raya Porong yang terendam air semakin banyak gelembung gas yang masuk kategori mudah terbakar. Untuk mengamankan lokasi itu, Badan Penianggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) memasang rambu-rambu peringatan.

Pompa Sedot
Untuk mengatur arus lalu lintas serta mengamankan lokasi semburan gas, Kepolisian Resor Sidoarjo menyiagakan 50 aparat kepolisian. Mereka berjaga di sekitar ruas Jalan Raya Porong tanpa henti, 24 jam penuh.

Selain polisi, petugas Dinas Bina Marga Jatim dan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan juga dikerahkan untuk menangani kondisi tersebut. Jalan-jalan yang berlubang ditimbuni dengan pasir dan batu, sedangkan enam pompa air dioperasikan untuk mengurangi genangan banjir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Jatim Mustofa Chamal Basya ditemui di lokasi mengatakan, enam pompa air tambahan yang masing-masing berkapasitas 300 liter per detik didatangkan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Jatim, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jatim, serta Kabupaten Sidoarjo. ”Enam pompa ini menambah 10 pompa air milik BPLS yang selama ini beroperasi,” katanya.

Menurut Mustofa, dengan 16 pompa air yang ada, air genangan di sepanjang Jalan Raya Porong akan dialirkan ke dua arah, yaitu ke Kali Ketapang dan saluran pembuang/kanal Porong yang menuju ke laut.

Tempat penyaluran terdekat sebenarnya adalah Kali Ketapang. Akan tetapi, kemarin, genangan di Jalan Raya Porong tidak bisa disalurkan ke sana karena hingga sore permukaan air Kali Ketapang hampir sama dengan tinggi genangan. ”Harus menunggu permukaan Kali Ketapang turun, baru dioperasikan pompa untuk menyalurkan air. Kalau sekarang disalurkan, air akan kembali ke jalan lagi,” ujar Kepala Humas BPLS Ahmad Zulkarnaen.

Banjir di jalan itu hampir dipastikan akan terjadi setiap turun hujan. Tidak ada saluran air di tepi jalan lajur timur, banyak lubang di badan serta bahu jalan, dan Kali Ketapang selalu ikut meluap saat hujan.

Kendati demikian, Gubernur Jatim H. Soekarwo menyatakan, Jalan Raya Porong tidak akan ditutup. Terkait penurunan tanah di ruas jalan itu yang diperkirakan bisa sampai 60 sentimeter—terutama di bekas Jembatan Tol Porong-Gempol hingga Pasar Porong, Sidoarjo— dan 10 sentimeter di daerah Pamotan, Pemprov Jatim meminta BPLS mengoptimalkan pengaliran lumpur ke Sungai Porong dan laut.

Menurut orang nomor satu di Jatim ini, penurunan struktur tanah disebabkan beban lumpur di kolam penampungan terlalu berat. (Kompas/vd)

No Response to "Gelembung Gas Meningkat, Porong-Sidoarjo Menanti Waktu Karam"

Leave A Reply